Cerita Musisi
Jangan Pernah Menyerah
Ini kisah saya dalam mengatasi penyakit stroke.
Saya lahir
dalam keluarga musisi. Semuanya membahagiakan atas apa yang saya miliki.
Ketenangan saya dalam menciptakan dan mengaransemen lagu jarang melemahkan anti
body saya. Jikapun sakit ya sakit biasalah. Dalam kata lain, mustahil memiliki
penyakit yang membahayakan.
Namun
keangkuhan saya harus dibayar dengan penyakit stroke yang tiba-tiba terjadi
dalam hidup saya. Diusia saya yang masih kepala tiga, penyakit stroke itu
datang. Merogoti tubuh saya yang sehat ini.
Penyakit ini
berawal saya mendapat pesanan lagu dari seseorang yang meminta untuk
diselesaikan dengan cepat. Saya ya terima saja dan tak tahu apa yang akan
terjadi. Rupanya ia minta dibuatkan lima lagu dalam jangka waktu seminggu.
Dengan percaya diri saya yakinkan bahwa semuanya selesai sebelum waktunya.
Disinilah
ujian saya; entah mengapa komputer saya tidak dapat menyala. Saya sedikit panik
sebab saya hanya memiliki satu komputer. Selain itu, data-data penting saya
seperti aplikasi pendukung tidak sempat saya backup ke penyimpanan eksternal.
Satu hari,
dua hari, tiga hari, tidak ada penyelesaian. Hal itu menjadikan tubuh saya
sakit. Pertama, saya merasakan sakit yang luar biasa di pundak kiri saya.
Walaupun begitu masih bisa digerakan.
Peristiwa ini
membuat saya tidak mampu untuk mengaransemen lagu. Untungnya, saya punya teman
yang bisa menggantikan posisi saya. Sebenarnya saya tidak mau tapi semakin hari
sakit saya semakin perih.
Saya berusaha
untuk tidak menerima pesanan lagu. Saya berpikir, mungkin saya hanya kelelahan
saja. Sebelum pesanan ini memang saya kerja begitu keras. Apalagi kerjaan saat
itu berada di luar negeri dan menghabiskan waktu diperjalanan.
Ditambah lagi
dengan faktor makanan yang akhir-akhir ini saya konsumsi. Banyak makanan
asin-asin yang saya makan. Pikiran yang mumet juga menjadi salah satu penyebab.
Saya jadi
malu atas pernyataan saya yang gak akan pernah sakit keras seperti ini. Saya
tarik, semoga Tuhan mau menyembuhkan. Tapi rupanya, Tuhan terus menguji saya.
Suatu pagi
tiba-tiba saat bangun tidur saya tidak mampu menggerakan tubuh saya. Istri yang
mengetahui ini panik dan langsung membangunkan kedua anak saya. Segera saya
dilarikan ke rumah sakit terdekat dan ditangani dokter UGD. Dokter mendiagnosa
saya memiliki penyakit stroke. Saya membantah, tidak mungkin saya menderita
penyakit bahaya itu!
Namun setelah
cek secara intensif, saya harus menerima takdir ini. Penyakit stroke berhasil
hidup bahagia dalam tubuh saya. Menghancurkan hidup saya dan memaksa saya harus
selalu berada di atas kasur.
Sudah satu
bulan saya dirawat tapi tiada hasil. Puluhan juta yang saya tabung selama ini
ludes untuk membiayai pengobatan. Hingga saya dipulangkan secara paksa karena
sudah tidak mampu lagi membayar segala pengobatan.
Saya bingung,
dan harus bagaimana lagi agar saya dapat sembuh. Yang masih bertahan hanya doa
dan harapan akan kesembuhan saya dari orang-orang terdekat saya. Ya setidaknya
mereka masih peduli dengan saya yang sakit ini.
Suatu hari
istri saya mencoba browsing untuk menemukan obat stroke yang bagus. Tapi saya
pribadi enggan lagi mengkonsumsi obat stroke. Terbukti dengan kondisi saya yang
tak kunjung sembuh. Meskipun demikian saya menghargai usahanya.
Saya kadang
mendengar obrolan istri saya dengan teman-temannya. Bertanya obat apa yang
cocok dan mampu menyembuhkan. Bahkan dia pernah menghubungi penjual obat yang
ia temui di internet.
Ketika dalam
kepasrahan hidup saya yang mungkin akan berakhir, istri saya mengejutkan saya
dengan sebuah produk obat herbal. D'Bastro, terpampang jelas nama merek
obat herbal itu di wadahnya. Terdapat 60 kapsul di dalamnya.
Istri saya
memaksa saya untuk mengkonsumsi obat herbal D'Bastro ini. Tapi saya
enggan karena saya sudah tidak percaya lagi dengan obat. Tapi dia memohon kali
terakhir ini saja. Dia mengatakan obat herbal D'Bastro ini best
seller dan dijamin khasiatnya. Saya luluh, dan menerimanya dengan setengah
hati.
Saya minum
obat tersebut sesuai arahan. Satu jam sebelum makan atau dua jam sesudah makan
atau dua jam sesudah obat dokter. Seminggu mengkonsumsinya, nampak perubahan
yang terjadi pada tubuh saya. Perlahan kaki saya dapat digerakan walau belum
signifikan.
Dua minggu,
tiga minggu, dan satu bulan mengkonsumsi D'Bastro, nampak hasil yang memuaskan!
Saya dapat berdiri lagi meski belum bisa beraktivitas seperti biasa. Tapi ini
pencapaian yang luar biasa!
Obat herbal D'Bastro
ini benar-benar memberikan harapan saya dalam hidup. Saya yang menduga bahwa
akan sia-sia, sekarang saya mengakui khasiatnya! Penasaran dengan komposisi
raciknya, saya baca, dan lagi-lagi saya dibuat tercengang!
Memiliki
ekstrak biji Nigella sativa (Jinten hitam) 200 mg, ekstrak Herba Centella
asiatica (Pegagan) 175 mg, ekstrak daun Syzygium polyanthum (daun Salam) 75 mg,
ekstrak biji Vitis vinifera (anggur merah) 80 mg, dan ekstrak Rimpang Curcuma
zedoaria (temu putih) 50 mg. Setelah saya cek dengan komposisi tersebut,
terbukti memang racikan obat herbal yang luar biasa! Tidak hanya membantu
mengobati sakit stroke saja, dapat juga membantu mengobati sakit jantung,
kolesterol, meningkatkan daya tubuh, hipertensi, melancarkan peredaran darah,
dan masih banyak lagi. Tidak ada efek samping jika mengkonsumsi obat ini.
Setelah dua
bulan mengkonsumsi obat herbal D'Bastro, saya sepenuhnya sembuh dari
penyakit stroke! Dokterpun tak pernah menduga bahwa dalam waktu beberapa bulan
saja saya terbebas dari penyakit stroke.
Saya bangga
dengan istri saya yang sudah memperkenalkan saya dengan obat D'Bastro.
Untuk menjaga kesehatan saya tetap aman, saya selalu konsumsi obat ini setiap
hari. Saya tidak perlu khawatir dengan pengeluaran demi membeli obat D'Bastro
ini. Obat yang luar biasa ini hanya dibandrol dengan harga 160ribu saja!
Sekarang saya
terus merekomendasikan obat ini kesemua teman saya. Jika saya saja bisa sembuh,
kenapa tidak. Sehat itu mahal dan jagalah jangan sampai sakit. Terima kasih
sudah membaca pengalaman hidup saya dan semoga Anda termotivasi!
Nd: bagi yang
mau order obat herbal D'Bastro, silahkan kunjungi link